Mengenal Lebih Dekat Ahli dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani

Mengenal Lebih Dekat Ahli dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani

Profil Singkat

Ahmad Najib Burhani lahir pada 27 April 1976 di Blitar, Jawa Timur. Ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Sains dan Teknologi di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Republik Indonesia. Sebelumnya, ia dikenal sebagai peneliti sosial dan budaya di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia menaruh perhatian besar pada isu minoritas, terutama melalui kajiannya tentang Ahmadiyah di Indonesia.

Pengukuhan Profesor dan Penghargaan

Pada 27 Agustus 2020, ia dikukuhkan sebagai Profesor Riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ia pernah menerima sejumlah penghargaan bergengsi, seperti Professor Charles Wendell Memorial Award (2013), Ikon Prestasi Pancasila (2020), Peneliti Terbaik LIPI bidang Sosial Humaniora (2020), dan Muhammadiyah Award (2021).

Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Dasar

Burhani merupakan anak kedua dari pasangan Umar Hasan dan Muthmainnah Yusuf. Ia menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim II Blitar dan lulus pada 1988. Kemudian ia melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Kunir dan lulus tahun 1991. Pendidikan menengah atas diselesaikannya di MAN Program Khusus Jember pada 1994.

Pendidikan Pesantren dan Sarjana

Semasa sekolah, ia juga belajar di dua pesantren, yakni Mahaijatul Qurra’ Blitar dan Darul Hikmah Blitar. Pendidikan tinggi ia jalani di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Akidah dan Filsafat Islam, dan lulus pada 1999. Selama kuliah, ia aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan berinteraksi dengan tokoh Din Syamsuddin.

Pendidikan Pascasarjana dan Doktoral

Gelar magister seni diperolehnya dari Universitas Leiden tahun 2004 di bidang Kajian Islam. Gelar magister kedua ia raih dari Universitas Manchester tahun 2007 di bidang statistika dan metode penelitian sosial. Ia meraih gelar doktor dari University of California-Santa Barbara pada 2013. Disertasinya berjudul “When Muslims are not Muslims” mengangkat isu Ahmadiyah di Indonesia.

Karier Akademik dan Penelitian

Burhani menjadi dosen di UIN Syarif Hidayatullah sejak 2004 hingga 2014, dan mulai menjadi peneliti senior di LIPI pada 2005. Pada 2015-2020, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Informasi PP Muhammadiyah. Orasi pengukuhan profesornya pada 2020 mengusulkan empat pendekatan untuk mengatasi diskriminasi terhadap kelompok minoritas.

Jabatan Struktural di LIPI dan BRIN

Setelah pengukuhan profesor, ia diangkat menjadi Plt. Kepala Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya LIPI. Kemudian, pada 1 September 2021, ia menjabat Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora. Pada 4 Maret 2022, jabatan tersebut dikukuhkan secara definitif. Per 6 Januari 2025, ia diangkat menjadi Dirjen Sains dan Teknologi di Kemdiktisaintek.

Pengalaman Internasional dan Pengakuan Global

Burhani juga pernah menjadi fellow di berbagai lembaga internasional. Di antaranya International Center for Islam and Pluralism, IIIT, dan Institute of Southeast Asian Studies. Disertasinya meraih penghargaan Charles Wendell Memorial Award dari UCSB pada 2013.

Penghargaan Nasional dan Pengakuan Publik

Tahun 2020, ia masuk dalam buku “100 Tokoh Terkemuka UIN Syarif Hidayatullah”. Ia juga termasuk dalam daftar 75 Ikon Prestasi Pancasila dari BPIP atas kontribusinya dalam riset kelompok minoritas. Di tahun yang sama, ia dinobatkan sebagai Peneliti Terbaik LIPI di bidang sosial humaniora. Pada 2021, ia memperoleh Muhammadiyah Award dalam bidang iptek yang diserahkan pada acara Milad ke-109 Muhammadiyah di UMY.

Add a Comment

Your email address will not be published.