Tifatul Sembiring
Tifatul Sembiring gelar Datuak Tumangguang (lahir 28 September 1961) adalah seorang politikus Indonesia yang terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) tiga periode sejak 2009, Menteri Komunikasi dan Informatika pada tahun 2009 hingga 2014, dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera pada 2004 hingga 2009.
Meraih gelar insinyur komputer dari Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STI&K) Jakarta, Tifatul awalnya berkarier di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) di bidang telekomunikasi dan pemrosesan data. Ia pernah menjadi aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) semasa mudanya dan menjadi Dewan Pertimbangan Pusat Perhimpunan Keluarga Besar PII 2008—2011.
Latar Belakang
Tifatul lahir dari pasangan orang tua yang berasal dari etnis Karo dan Minangkabau. Dari ayahnya Tifatul memiliki marga Sembiring, sementara dari pihak ibu dia bersuku Koto sekaligus merupakan kepala kaum Koto di Guguak Tabek Sarojo, Agam, Sumatera Barat dengan gelar Datuk Tumangguang. Tifatul menikah dengan Sri Rahayu dan memiliki 7 orang anak antara lain Sabriana, Fathan, Ibrahim, Yusuf, Fatimah, Muhammad, dan Abdurrahman.
Ia memulai pendidikan dasarnya di SDN 01 Benteng Pasar Atas, Bukittinggi, Sumatera Barat (lulus 1974). Semasa sekolah, ia tidak memakai alas kaki sama sekali dan terkenal bandel. Ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 4 Bukittinggi, tetapi kemudian pindah ke SMP Negeri 40 Jakarta (lulus 1977). Ia mengenyam pendidikan di Sekolah Teknik Menengah (STM) Pembangunan Jakarta, sekarang SMK Negeri 26 (lulus 1982). Lalu melanjutkan studinya ke IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat, jurusan Manajemen Komputer. Di sinilah ia memperoleh gelar insinyur komputer dengan mengikuti ujian negara melalui Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STI&K) Jakarta pada 1988.
Karier
Kariernya dimulai dengan bekerja sebagai karyawan PLN di bidang Pusat Pengaturan Beban Jawa, Bali, Madura pada kurun waktu 1982 hingga 1989. Namun kemudian ia keluar untuk lebih fokus kepada dakwah. Pada 1990, Tifatul bergabung dengan yayasan pendidikan Nurul Fikri di bagian Litbang dan bergabung dalam Korps Mubaligh Khairu Ummah. Ia juga mendirikan penerbitan sendiri dengan nama Asaduddin Press, Jakarta pada 1991. Sebagai direktur, ia dibantu oleh istrinya yang aktif menulis tentang kewanitaan.
Politik
Karier politiknya dimulai dengan menjadi Humas Partai Keadilan Sejahtera, mendampingi Nurmahmudi Ismail. Kemudian ia dipercaya menjadi Wakil Sekjen, Menjelang Munas PKS dan menjadi ketua DPP untuk Ketua Wilayah Dakwah (Wilda) I Sumatra Pasca Munas. Ketika Hidayat Nurwahid menjabat sebagai Ketua MPR, Tifatul menggantikan sementara sebagai Presiden PKS dan pada Munas berikutnya ditetapkan sebagai Presiden PKS periode 2005–2010.
Prestasi Politik
Program yang dikenal selama Tifatul Sembiring menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika adalah lelang penggunaan kanal 3G dan mobil pintar yang mengatasi problem jangkauan internet di daerah terpencil. Pada 2013, ia berhasil meningkatkan penerimaan negara bukan pajak dari Kemenkominfo menjadi sebesar Rp13,59 triliun, atau 110 persen dari target dan meningkat 17,3 persen dari penerimaan pada 2012.
Selama masa jabatannya, sebanyak 72.000 desa telah terkoneksi dengan sambungan telepon. Seluruh kecamatan telah terhubung dengan internet melalui Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK). 5.748 PLIK dan 1.970 MPLIK yang memberikan akses internet gratis tersebar di seluruh kota dan kabupaten Indonesia. Berdasarkan klaim Tifatul Sembiring, jaringan serat optik Palapa Ring sudah rampung 90 persen. Selain itu, wilayah jangkauan komunikasi seluler di Indonesia telah mencapai 95 persen. Sebanyak 31 stasiun TVRI baru dibangun. Secara rutin, Kemenkominfo mengangkatkan kegiatan untuk melahirkan inovator-inovator baru melalui ICT Award, ICT Training Center, proyek e-learning, Indonesia Open Source Award, hingga program beasiswa S-2 dan S-3 untuk bidang IT dan komunikasi.
Penghargaan
Pada akhir masa jabatannya, ia dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bintang Mahaputera merupakan simbol penghargaan bagi warga Indonesia yang berprestasi di bidang atau peristiwa tertentu.
Pantun
Tifatul dikenal gemar berpantun. Ia sering membawakan pantun kala memberi kata sambutan baik sebagai anggota DPR maupun sebelumnya sebagai Menkominfo. Saat berbicara di depan umum, Tifatul melontarkan pantun secara spontan yang mampu membuat banyak orang tertawa. Saat rapat di DPR, ia menyelipkan pantun dalam pemaparannya untuk mencairkan suasana yang tegang. Ia kerap melempar pantun berisi sindirian dan melibatkan tokoh yang hadir beradu pantun dengannya. Sebagai Menkominfo di Kabinet Indonesia Bersatu II, Tifatul beberapa kali menyampaikan pantun yang ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka pernah saling berbalas pantun saat melakukan rapat.
Tifatul mengatakan kebiasaannya berpantun karena ingin mengangkat budaya Indonesia. Selain itu, pantun merupakan cara jitu untuk mengkritik sambil membuat orang tersenyum. “Pengalaman saya, kalau mengkritik pakai bahasa pantun lebih jitu. Orangnya tidak akan marah tapi malah tersenyum,” ujarnya dalam wawancara dengan JPNN. Gaya Tifatul berpantun diikuti oleh Presiden SBY dan rekannya sesama partai, Irwan Prayitno. SBY bahkan pernah meminjam salah satu pantun Tifatul ketika berkampanye.
Tifatul dikenal sebagai politikus yang aktif di dunia maya. Ia merupakan salah satu politikus Indonesia dengan jumlah pengikut terbanyak. Pada 2011, situs pencatatan statistik media sosial famecount.com memasukkannya sebagai “satu-satunya politisi asal Indonesia yang masuk di dalam urutan 50 besar politisi ternama seluruh dunia”. Tifatul berhasil duduk di urutan ke-24. Di Twitter, Tifatul sering mencuit tanggapan, wacana, atau sindiran melalui pantun. Ia membuka diri terhadap kritik publik di dunia maya, bahkan menanggapinya dengan pantun.