M. Quraish Shihab
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, MA adalah salah satu tokoh intelektual Muslim paling berpengaruh di Indonesia. Khususnya dalam bidang tafsir Al-Qur’an dan pengembangan pemikiran Islam moderat. Lahir di Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari 1944, ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, tempat ia meraih gelar sarjana, magister, dan doktor di bidang tafsir dan ilmu-ilmu Al-Qur’an. Kembali ke Indonesia, Quraish Shihab tidak hanya mengabdikan dirinya sebagai akademisi dan penulis produktif, tetapi juga sebagai pemimpin pendidikan Islam yang berwawasan luas, humanis, dan terbuka terhadap perkembangan zaman.
Kiprah Prof. Quraish Shihab di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sebelumnya bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pada awal 1980-an. Ia bergabung sebagai dosen tetap di Fakultas Ushuluddin, mengampu mata kuliah-mata kuliah penting seperti tafsir, ulumul Qur’an, dan pemikiran Islam. Kecakapannya dalam menjelaskan isi Al-Qur’an dengan pendekatan yang kontekstual, rasional, dan menyentuh sisi kemanusiaan menjadikannya sosok dosen yang disegani dan dicintai mahasiswa. Dalam dunia akademik, ia juga menunjukkan komitmen tinggi terhadap pengembangan studi keislaman berbasis nalar dan kebudayaan, tidak semata-mata dogmatis atau tekstual.
Kariernya di UIN Jakarta mencapai puncak ketika ia diangkat menjadi Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama dua periode, yakni dari tahun 1992 hingga 1998. Masa kepemimpinannya menandai era penting dalam sejarah lembaga tersebut, karena di bawah arahannya, IAIN mulai menunjukkan orientasi ke arah universitas yang lebih terbuka, inklusif, dan profesional. Ia mendorong pembaruan kurikulum agar tidak hanya mengandalkan pendekatan tekstual dan tradisional, tetapi juga mempertimbangkan pendekatan interdisipliner dan kontekstual. Ia juga memperluas jejaring kerja sama internasional, termasuk dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam terkemuka di Timur Tengah dan negara-negara Barat. Salah satu langkah strategisnya adalah mempersiapkan transformasi IAIN menjadi universitas Islam negeri (UIN), yang pada akhirnya terjadi pada awal 2000-an. Meski beliau tidak lagi menjabat saat perubahan nomenklatur itu resmi berlangsung, kontribusinya dalam membangun fondasi akademik dan kelembagaan sangat besar.
Selain memperkuat posisi akademik IAIN, Prof. Quraish Shihab juga dikenal memperjuangkan pentingnya penguasaan bahasa Arab dan metodologi ilmiah yang kuat di kalangan mahasiswa dan dosen. Ia menekankan bahwa kajian Al-Qur’an tidak bisa dilepaskan dari penguasaan terhadap konteks historis, sosial, dan budaya, sehingga tafsir tidak berhenti pada pemahaman literal tetapi menjelma menjadi petunjuk hidup yang aplikatif dan solutif. Hal ini ia praktikkan tidak hanya dalam perkuliahan, tetapi juga dalam karya-karyanya, seperti Tafsir Al-Mishbah, yang hingga kini menjadi rujukan utama dalam tafsir tematik kontekstual di Indonesia.
Setelah mengakhiri masa jabatannya sebagai rektor, Prof. Quraish tetap aktif berkontribusi di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia kerap diundang sebagai narasumber dalam seminar nasional, kuliah umum, dan forum ilmiah lainnya. Salah satu momen penting terjadi pada Juli 2024 ketika ia bersama Grand Syekh Al-Azhar, Ahmed Al-Tayyeb, hadir di UIN Jakarta untuk menyampaikan kuliah umum tentang moderasi beragama dan isu-isu kemanusiaan global, seperti krisis di Palestina. Dalam forum tersebut, Prof. Quraish menekankan bahwa agama berpotensi besar menjadi kekuatan perdamaian jika tidak diseret ke ranah kepentingan politik praktis. Kehadiran beliau dalam forum-forum akademik semacam itu menunjukkan bahwa meskipun tidak lagi menjabat secara struktural, ia tetap menjadi figur sentral dalam pembangunan intelektual kampus.
Lebih jauh, dedikasinya terhadap pengembangan studi Al-Qur’an di Indonesia tercermin dalam pendirian Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ), sebuah lembaga yang kini menjadi mitra strategis UIN Jakarta dalam pengembangan literasi keislaman berbasis tafsir. Banyak alumni UIN yang kemudian melanjutkan pendalaman studi Al-Qur’an di PSQ, dan sebaliknya, PSQ juga menjadi tempat lahirnya gagasan-gagasan baru yang kembali memperkaya atmosfer keilmuan di UIN.
Secara keseluruhan, Prof. Quraish Shihab tidak hanya meninggalkan jejak sebagai seorang rektor, melainkan sebagai pemimpin intelektual yang berhasil mentransformasikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi pusat kajian Islam yang unggul, terbuka, dan responsif terhadap perubahan zaman. Kiprahnya di UIN membuktikan bahwa Islam tidak bertentangan dengan rasionalitas, kemajuan ilmu, dan nilai-nilai kemanusiaan. Warisan intelektual dan moral beliau terus menginspirasi generasi dosen dan mahasiswa dalam memajukan studi Islam yang moderat, inklusif, dan relevan bagi masyarakat modern.