ENTERPRENEUR ALUMNI IAIN JAKARTA: ISMED HASAN PUTRO

ENTERPRENEUR ALUMNI IAIN JAKARTA: ISMED HASAN PUTRO

Ismed yang berulang tahun setiap tanggal 15 Januari ini dikenal sebagai sosok pekerja keras, mengembangkan bisnis property hingga membangun pondok pesantren di Lembang Bandung adalah lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)-sekarang berganti nama Universitas Islam Negeri (UIN) di Ciputat Jakarta. Ia melanjutkan kuliah S2 ke Universitas Indonesia (UI) di Jakarta. Pada bulan Agustus 2018, H Ismet Hasan Putro, daingkat Sebagai ketua umum PP IPHI dengan julukan “Sang Pendobrak”. Ia juga pernah menduduki jabatan sebagai Direktur Utama RNI selama 3 tahun, 2 bulan dan 4 hari.

Kesehariannya juga Ismed akrab dengan kerja keras. Tak jarang dia bermalam di kantor usai memimpin rapat hingga lewat tengah malam dan mesti kembali bekerja pada pagi hari. “Mungkin bisa dibilang, saya terbiasa bekerja keras karena faktor orang tua dan lingkungan. Juga, kombinasi tumbuh di Palembang dan Surabaya membuat saya terbiasa seperti ini,” ujarnya yang menyempatkan waktu berlari di threadmill. Ismed juga mengakui, sosok pribadinya sering dihubungkan dengan sang atasan, Menteri BUMN Dahlan 1 Iskan lantaran kedekatan personal

Menurutnya ada empat hal yang melekat pada seorang profesional ialah: trust, integritas, kompetensi dan reputasi. Empat hal tersebut membawanya selalu sukses dalam pengalaman memimpin badan usaha dengan pengelolaan yang profesional. Kiprah Ismed di RNI Pucuk di cinta ulam pun tiba, dengan menapaki karir di bisnis gula, diajak akhirnya diliruk salah satu orang Kementrian BUMN yang bernama Sugiarto untuk menjadi anggota Kebijakan Publik di Kementerian BUMN.

Setelah menjadi anggota Kebijakan Publik di Kementerian BUMN, Pada 2008 dia kembali diajak oleh Teddy Jo untuk menjadi Komisaris di salah satu perusahaan milik BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Ismed mendapat posisi awalnya sebagai Komisaris di PT RNI, baru pada 2012 Ismed memiliki kesempatan untuk menjadi Direksi di PT RNI. Menurutnya, pada 2012 fit and proper test baru dibuka untuk mencari direksi yang baru.

Begitu jadi Presdir RNI, Ismed memberlakukan ketentuan baru yang bersifat penghematan. Fasilitas pesawat untuk direksi tidak lagi di kelas bisnis, tetapi kelas ekonomi.. Direksi dari anak-anak perusahaan PT RNI yang sedang menjalankan tugas dan dinas ke Jakarta juga tidak diperkenankan menginap di hotel berbintang.

“Tetapi, cukup tidur di rumah dinas Dirut PT RNI yang tidak dipakai, yakni di Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta. Bagi staf daerah yang bertugas ke Jakarta juga menginap di mes kantor di Jalan Jatinegara, Jakarta,” ujarnya.

2 Direksi baru RNI baru dilantik 2 Maret 2012. Mereka diberi tugas membenahi manajemen perusahaan dari kebangkrutan terus-menerus.

“Malu dong dikasih jabatan tapi perusahaannya merugi,” celetuknya

Sebagai mantan wartawan, Ismed mengakui latar belakang jurnalistiknya sangat membantu dalam memimpin entitas bisnis sekelas RNI maupun usaha yang dikembangkan sebelumnya.

“Pengalaman itu (sebagai jurnalis) memang berpengaruh. Terutama dalam pemetaan masalah dan bagaimana berinteraksi dengan karyawan,” ungkap mantan jurnalis di dua media nasional itu.

Dia menekankan, seseorang yang menjadi jurnalis terbiasa dan terkondisi bersikap egaliter. Ketika di RNI, sikap egaliternya membuat para karyawan menjadi bagian dari dirinya sehingga mampu menangkap aspirasi dan harapan mereka.

“Itu membuat saya dimudahkan jalan, menjadi lapang dan mendapat dukungan serta terhindar dari jebakan kekuasaan,” terang dia yang merupakan pendiri dan sempat menjadi ketua umum Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI).

Sejumlah langkah yang dilakukan saat menduduki posisi direktur RNI antara lain melakukan revitalisasi berbagai pabrik gula yang dimiliki RNI serta mengembangkan bisnis ritel.

Menjadi seorang Direktur Utama di sebuah perusahaan besar merupakan sebuah pekerjaan yang bisa dibilang membanggakan. Meski demikian, usaha yang dilakukan untuk mencapai karier tersebut memang tidak singkat. Hal inilah yang dialami oleh Presiden Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia 3 (RNI) Ismed Hasan Putro mengisahkan, saat lulus kuliah, dia tidak pernah membuat atau mengajukan lamaran ke perusahaan-perusahaan.

Sepak terjang Ismed di Dunia Entrepreneur Setelah menjadi tenaga peneliti di Kompas selama kurang lebih dua tahun, Ismed ditawari bergabung dengan Jawa Pos Group, oleh redaktur pelaksana Jawa Pos. Di sana, dia bertemu langsung dengan petinggi Jawa Pos Dahlan Iskan yang saat ini menjadi Menteri BUMN. Selama bekerja sembilan tahun di Jawa pos group, Ismed memang diajarkan bekerja sebagai jurnalis, namun tidak hanya itu, dia juga dibimbing menjadi pebisnis oleh Dahlan Iskan.

Ismed akhirnya mencoba peruntungannya dengan menjadi pebisnis. Mimpinya dimulai saat dia ingin membuat sebuah jalan tol yang berada di Surabaya dengan membuat sebuah perusahaan yang bernama PT Jaya Makmur Konstruksindo. Saat mimpinya tersebut kandas, Ismed tidak patah arang, dia kembali melakukan kerjasama bisnis dengan Setiawan Jodi untuk mengembangkan perkebunan jati. Sayangnya, bisnisnya tersebut tidak dapat bertahan lama. Dia akhirnya harus mengundurkan diri dan beralih dengan mengembangkan bisnis gula

Lepas dari RNI, Ismed Hasan Putro Fokus Ibadah dan Bisnis Setelah selesai dari RNI Ismed focus pada pengembangan bisnis. “Saya akan fokus ibadah dulu deh, selanjutnya mengembangkan bisnis saya sendiri mulai dari properti hingga perkebunan sawit,” kata mantan Dirut Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)

Ismed memang merindukan Baitullah. Sudah 3 tahun ini ia tidak umrah lantaran sibuk mengurus RNI, yang dijabatnya sejak Maret 2012. “Alangkah nikmatnya menunaikan ibadah Ramadhan di Mekkah dan Madinah. Ini yang akan saya lakukan setelah tidak menjabat sebagai Dirut RNI,” begitu kata Ismed kepada Bisnis.com siang ini, Rabu (6 Mei 2015).

Bagi Ismed, mengurus bisnis miliknya sendiri tentu lebih menyenangkan. Ia memiliki bisnis properti di Bandung dan Lombok. Lokasi perkebunan sawit miliknya berada di Riau. Hari ini ramai diberitakan Ismed Hasan Putro yang diberhentikan dari Dirut RNI oleh Menteri BUMN Rini Suwandi. Kemarin, Selasa 5 April, dilakukan serah terima jabatan direktur utama itu. Namun belum jelas siapa pengganti bujangan asal Malang itu.

Mengenai penggantiannya itu, Ismed enggan berkomentar. Yang jelas, ia berprasangka baik terhadap kebijakan Menteri BUMN itu. Ismed memang kerap bersuara lantang menentang mafia gula dan beras. Kartel pangan, katanya, gerah dengan komitmen Presiden Jokowi untuk swasembada pangan, khususnya beras, gula, daging, jagung dan kedelai.

Jika program itu dijalankan secara konsisten, kata Ismet, akan menghilangkan potensi rente yang selama ini triliunan rupiah bisa dinikmati oleh para pihak yang ada dalam jaringan dan kaki tangan kartel. Salah satu strateginya meredam aksi mafia itu ia menggandeng Perum Bulog untuk membantu pemerintah stabilkan harga pangan.

Bulog memasok kebutuhan beras untuk didistribusikan melalui Waroeng Rajawali dan Rajawalimart yang gerainya telah berjumlah ratusan. Ritel milik RNI dapat menjadi simpul pendistribusian bahan pokok. Selanjutnya 5 merambah pada kebutuhan pokok lainnya, seperti daging sapi. RNI punya peternakan sapi dan kini terus mengembangkan sapi sawit di Sumatera Selatan, sementara Bulog memiliki coolstorage dan tempat pemotongan.

RNI bergerak di empat bidang usaha yaitu agroindustri, farmasi dan alat kesehatan, perdagangan dan distribusi serta properti. Saat ini RNI sebagai perusahaan induk memiliki 13 anak perusahaan. Dalam bidang agroindustri, RNI memiliki dan mengelola 10 pabrik gula yang tersebar di Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Timur, perkebunan sawit dan perkebunan teh serta beberapa pabrik pengolahan produk hulu dan samping berbasis tebu.

Di bidang perdagangan dan distribusi, RNI memiliki anak perusahaan dengan cabang-cabang yang terdapat di kota besar seluruh Indonesia dan gerai – gerai mini market dengan nama Rajawali Mart dan Waroeng Rajawali di Bali, Lombok, Makasar, Surabaya, Malang, Semarang, Jabodetabek, Serang Banten, Medan, menyusul akan dibuka di Yogyakarta, Palembang, Cirebon, Solo dan Madiun serta beberapa kota yang tengah digarap di Indonesia.

Di bidang farmasi dan alat kesehatan meliputi pabrik obat, pabrik alat suntik dan kondom. Sebagai alumni IAIN, seorang Ismed Hasan Putro menjadi penyemangat dan memberi motivasi bagi entrepreneur muda lain yang akan mengikuti jejaknya.

Add a Comment

Your email address will not be published.